Jumat, 29 September 2023 14:48 WIB
92
|-
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 31 LUBUKLINGGAU
Oleh
LIKA VERNA
NPM. 2009208
![]() |
PEMERINTAHAN KOTA LUBUKLINGGAU
SD NEGERI 31 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
![]() |
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya hanturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat untuk Teman Sebaya pada Siswa Kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau”.
Skripsi ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Skripsi ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah kami ini.
Akhir kata saya berharap semoga Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat untuk Teman Sebaya ada Siswa Kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Lubuklinggau, 2013
Penyusun
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “”Penerapan Pendekatan Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat untuk Teman Sebaya pada Siswa Kelas IV SD Negeri31 Lubuklinggau”. Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau? Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivistik, penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pada hasil pratindakan hanya 8 orang siswa (32%) yang tuntas dalam belajar dan 17 orang siswa (68%) yang belum tuntas belajar dan rata-rata kelas hanya 56,8. Dari hasil penelitian dapat diketahui terjadi peningkatan kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil pengolahan data sebagai berikut, daya serap perorangan disebut telah tuntas belajar bila ia telah mencapai skor 65. Dapat dilihat pada hasil tindakan siklus pertama 25 siswa yang hadir mendapatkan nilai ≥ 65 ada 17 siswa, dan sudah mengalami ketuntasan dalam belajar maka meningkat menjadi 68%, setelah tindakan siklus pertama maka rata-rata siswa meningkat menjadi 65 dibandingkan dengan hasil pratindakan yang hanya 32% siswa yang mengalami ketuntasan. Pada hasil tindakan siklus kedua 25 siswa yang hadir mendapatkan nilai ≥ 65 diantaranya ada 23 siswa, dan sudah mengalami ketuntasan dalam belajar maka mengalami peningkatan 92%, dan setelah siklus kedua rata-rata siswa meningkat menjadi 77,4, jadi peningkatan dari pratindakan ke siklus I adalah 14,44%, dari siklus I ke siklus II adalah 19,08%. Jadi pada tindakan siklus pertama terdapat peningkatan kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau melalui pendekatan konstruktivistik sebanyak 25,35%. Maka peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dari pratindakan sampai dengan siklus II dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik adalah 25,35%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau melalui pendekatan konstruktivistik, dapat diterima.
Kata Kunci: Menulis Surat untuk Teman Sebaya, Pendekatan Konstruktivistik
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
ABSTRAK......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 54
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran menulis surat merupakan salah satu pembelajaran yang sangat penting diajarkan sejak dini. Tanpa memiliki kemampuan menulis surat yang memadai sejak dini anak Sekolah Dasar akan mengalami kesulitan belajar pada masa selanjutnya.
Menurut Tarigan (2008:3), “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasayang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain”. Sedangkan menurut Semi (2007:14) Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan lambang-lambang tulisan”. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan menulis adalah suatu keterampilan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan proses kreatif menindahkan gagasan lambang-lambang tulisan .
Sedangkan pengertian surat menurut Djuharie dkk (2001: 11) Surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu. Jadi menulis surat adalah merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung untuk menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu.
Para guru di sekolah sangat mengharapkan semua siswanya mampu menulis surat pribadi untuk teman sebayanya. Namun kenyataan diperoleh di sekolah banyaknya siswa yang kurang mampu dalam menulis surat pribadi untuk teman sebaya.
Rendahnya kemampuan menulis surat siswa disebabkan karena pengaruh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal terlihat pada kurang terampilnya siswa mempergunakan ejaan dan memilih kata sehingga penyusunan kalimat masih banyak mengalami kesalahan. Faktor eksternal muncul dari pemilihan strategi dan pendekatan yang digunakan guru. Kondisi seperti ini dapat menghambat para siswa untuk aktif dan kreatif sehingga menyebabkan rendahnya kualitas siswa. Sistem pembelajaran dengan pendekatan tradisional yang masih diterapkan guru tidak mampu menciptakan anak didik yang diidamkan, terutama untuk bidang keterampilan menulis (Semi, 2007:3).
Hal ini dikarenakan dominasi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional lebih menonjol dan dikuasai guru , sehingga keterlibatan siswa kurang mendapat tempat. Guru lebih banyak mendominasi sebagian besar aktivitas proses belajar-mengajar sehingga para siswa cenderung pasif. Fenomena inilah yang peneliti jumpai saat melaksanakan observasi di kelas SDN 31 Lubuklinggau karena dari 25 siswa hanya 8 orang siswa yang mampu atau 32% siswa. Jika keadaan tersebut terus berlanjut, tanpa ada solusi penanggulangannya secara tepat dikhawatirkan lama-kelamaan akan menurunkan kemampuan dan kualitas siswa dalam menulis surat pribadi. Padahal pembelajaran menulis di Sekolah Dasar merupakan salah satu bidang garapan pembelajaran Bahasa Indonesia yang memegang peranan penting. Maksudnya tanpa memiliki keterampilan menulis yang memadahi siswa Sekolah Dasar akan mengalami kesulitan di kemudian hari, bukan saja bagi pelajaran bahasa Indonesia tetapi juga bagi pelajaran yang lain.
Pemilihan strategi dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang harus betul-betul dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat mencapai sasaran. Pengertian pendekatan itu sendiri adalah cara mengelolah kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal (Syaifudin Sagala, 2005: 68). Sedangkan menurut Pribadi (2009: 27) Merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional tertentu.
Dengan rendahnya tingkat kemampuan siswa tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan konstruktivistik untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan. Pendekatan konstruktivistik yaitu “to construct” yang berarti “membentuk”. Konstruktitivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil kontruksi atau bentukan diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan memiliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita. Dengan menggunakan pendekatan kontruktivistik maka siswa dapat melibatkan dirinya sendiri dalam mengerjakan latihan di sekolah (Pribadi, 2009:157). Sedangkan menurut Nurhadi (2004: 33) konstruktivisme merupakan landasan berpikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran.
Setelah menggunakan pendekatan konstruktivistik, maka peneliti mengharapkan siswa lebih mampu dalam menulis surat pribadi untuk teman sebayanya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Pendekatan Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat untuk Teman Sebaya pada Siswa Kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau?”
Permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu, kurangnya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya, terlihat pada ketuntasan belajar siswa, masih banyak siswa yang belum tuntas dalam menulis surat untuk teman sebaya.
Alternatif tindakan untuk memecahkan masalah yang dapat dilakukan adalah melalui penerapan pendekatan konstruktivistik sehingga dapat meningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya, karena penerapan pendekatan konstruktivistik dapat lebih merangsang siswa untuk berkompetensi dalam proses pembelajaran, diharapkan aktivitas dan prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran dapat meningkat.
Hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya.”
Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis tindakan di atas, peneliti menetapkan kriteria pengujian hipotesis berdasarkan Indikator Keberhasilan dalam sistem belajar tuntas.
Adapun indikator keberhasilan siswa menulis surat untuk teman sebaya, yaitu :
Cara mengukur indikator tes tertulis, maka peneliti menggunakan indikator penilaian menulis surat untuk teman sebaya, yaitu:
Tabel 1.1
Indikator Penilaian Menulis Surat Untuk Teman Sebaya
No. |
Aspek yang dinilai |
Rentang Skor |
1 |
Isi surat |
30 |
2 |
Format surat sesuai dengan format surat pribadi (untuk teman sebaya) |
25 |
3 |
Bahasa surat sesuai dengan bahasa surat pribadi |
25 |
4 |
Penggunaan EYD |
20 |
Jumlah |
100 |
Modifikasi Junaedi, (4 April 2013), Ahira, (5 Mei 2013), Nurgiantoro, (2011:437)
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkat atau tidaknya kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau melalui pendekatan konstruktivistik.
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian penerapan menurut Kosasih (2003: 257) perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (Adi, 2001: 15).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah perbuatan menerapkan atau teori dalam hal lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelolah kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal (Syaifudin Sagala, 2005: 68). Sedangkan menurut Pribadi (2009: 27) Merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional tertentu.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah mengelolah kegiatan belajar dan perilaku siswa dalam mencapai tujuan instruksional.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran (Nurhadi, 2004:33).
Pendekatan konstruktivistik yaitu “to construct” yang berarti “membentuk”. Kontruktitivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil kontruksi atau bentukan diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan memiliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita. Dengan menggunakan pendekatan kontruktivistik maka siswa dapat melibatkan dirinya sendiri dalam mengerjakan latihan di sekolah (Pribadi, 2009:157).
Blanchard (2001:9) mengatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme pada hakikatnya adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dari ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontruktivistik adalah pendekatan yang dimana siswa melibatkan dirinya sendiri melalui pengalaman pribadi diri sendiri.
Adapun ciri-ciri pendekatan konstruktivisme menurut Trianto (2007:12), yaitu sebagai berikut:
Menurut Pribadi (2009:161) ada tujuh komponen dalam pendekatan kontruktivistik, yaitu :
Menurut Gagnon dan Collay (dalam Pribadi, 2009:167) adapun langkah-langkah pendekatan konstruksivistik, yaitu :
Komponen ini mengambarkan secara komperensif tentang maksud atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. Selain itu, dalam komponen situasi juga tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh siswa agar mereka memiliki makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui.
Komponen pengelompokan dalam aktivitas pembelajaran berbasis pendekatan kontruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan interaksi dengan sejawat
Komponen pengaitan dilakukan untuk menghubungkan pengetahuan yang baru.
Pengajuan pertanyaan merupakan hal penting dalam aktivutas pembelajaran. Pertanyaan akan memunculkan gagasan asli merupakan inti dari pendekatan pembelajaran konstruktivistik.
Komponen eksibisi dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menunjukan hasil belajar setelah mengikuti suatu pengalaman belajar.
Komponen ini pada dasarnya memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik personal maupun kolektif. Refleksi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki.
Dari langkah-langkah pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan, langkah-langkah pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya, yaitu :
Dalam sesi pembelajaran ini adalah untuk mengenalkan beragam bentuk surat pribadi untuk teman sebaya. Siswa dapat membangun pengetahuan tentang menulis surat untuk teman sebaya. Situasi ini mempelajari pengertian surat pribadi, dan ciri-cirinya.
Siswa yang terlibat dalam sesi pembelajaran ini dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang, setiap kelompok diminta untuk mempelajari dan mencermati tentang contoh-contoh surat untuk teman sebaya yang berdasarkan pendekatan konstruktuvistik (berdasarkan pengalaman pribadi).
Peneliti menjelaskan contoh-contoh surat untuk teman sebaya kepada siswa
Peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik atau sesi pembelajaran.
Setiap kelompok diminta untuk menulis surat untuk teman sebaya berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing siswa. Setelah itu setiap kelompok mengadakan diskusi kecil dan mempresentasikannya.
Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta pendapat atau pandangan siswa tentang pengetahuan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran tentang menulis surat pribadi untuk teman sebaya.
Menurut Nurhadi (2004:35) kelebihan pendekatan kontruktivistik adalah :
Menurut Nurhadi (2004:35) kelemahan pendekatan kontruktivistik adalah :
Kemamampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Wijaya dkk, 2001:8). Dan pendapat lain Sitio (2006:12) menyatakan bahwa kemampuan adalah kapasitas individu melaksanakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan tersebut adalah perilaku rasional, untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Menurut Tarigan (2008:3), “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain”. Sedangkan menurut Semi (2007:14) Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan lambang-lambang tulisan”.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan menulis adalah suatu keterampilan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan proses kreatif menindahkan gagasan lambang-lambang tulisan.
Menurut Djuharie dkk (2001: 11) Surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu. Sedangkan menurut Arifin (2005: 14) surat merupakan sehelai kertas atau lebih sebagai tanda atau keterangan.
Berdasarkan beberapa pengertian surat di atas dapat disimpulkan bahwa surat adalah sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya dituliskan suatu informasi yang perlu diketahui orang tertentu atau suatu pernyataan yang harus direspon (dijawab atau dibalas) oleh penerimanya.
Adapun jenis-jenis surat menurut Djuharie dkk (2001: 13), yaitu:
Adapun fungsi surat menurut Djuharie dkk (2001: 12) adalah :
Adapun ciri-ciri surat untuk teman sebaya menurut Djuharie (2001: 13), yaitu:
|
Contoh surat untuk teman sebaya dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas IV (Darisman, 2006: 23), yaitu:
Adapun indikator menulis surat untuk teman sebaya (Sudjana, 2001: 31) yaitu :
EYD adalah ejaan yang disempurnakan, yaitu menulis surat dengan menggunakan kalimat yang efektif menurut EYD
Sebelum menggunakan model pembelajaran kontruktivistik siswa kurang termotivasi dalam pelajaran menulis surat untuk teman sebaya. Setelah peneliti menggunakan tindakan yaitu menggunakan model pembelajaran kontruktivistik pada siklus pertama dan kedua siswa dapat termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis surat untuk teman sebaya. Sehingga gambar pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
KONDISI AWAL |
Guru : Sebelum menggunakan model pembelajaran konstruktivistik
|
Siswa : Kurang Termotivasi dalam menulis surat untuk teman sebaya
|
TINDAKAN |
Menggunakan model konstruktivistik
|
Siklus I Untuk seluruh siswa sudah sebagian siswa yang termotivasi
|
![]() |
|||
![]() |
|
KONDISI AKHIR |
SISWA TERMOTIVASI
|
Gambar I : Skema Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Surat Untuk Teman Sebaya dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivistik
Hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya.”
Untuk menguji kebenaran hipotesis, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dengan waktu penelitian pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Pembelajaran dilaksanakan dua siklus, dengan observer terdiri dari dosen pembimbing skripsi dan teman sejawat.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 25 orang dengan perincian 13 laki-laki dan 12 perempuan.
Faktor yang diteliti dalam tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes
Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data utama berupa skor atau nilai tentang peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya. Tes ini dilakukan sebelum pembelajaran dengan menulis surat untuk teman sebaya dengan tema yang telah ditentukan, hasil tes ini kemudian dibandingkan dengan selisihnya. Tes yang akan digunakan berjumlah 1 soal dengan jenis soal esay. Adapun tes yang diberikan adalah tes menulis surat untuk teman sebaya. Setelah nilai akhir siswa diperoleh untuk menentukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis surat untuk teman sebaya, adapun indikator penilaiannya adalah :
Tabel 3.1
Indikator Penilaian Menulis Surat Untuk Teman Sebaya
No. |
Aspek yang dinilai |
Rentang Skor |
1 |
Isi surat |
30 |
2 |
Format surat sesuai dengan format surat pribadi (untuk teman sebaya) |
25 |
3 |
Bahasa surat sesuai dengan bahasa surat pribadi |
25 |
4 |
Penggunaan EYD |
20 |
Jumlah |
100 |
Modifikasi Junaedi, (4 April 2013), Ahira, (5 Mei 2013), Nurgiantoro, (2011:437)
Untuk mengetahui nilai siswa setelah melakukan tindakan maka menggunakan interprestasi hasil belajar dengan rentang 0–100, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Interprestasi Hasil Belajar
Bentuk Kualitatif (predikat) |
Bentuk Kuantitatif (presentase) |
Istimewa Baik Sekali Baik Cukup Sedang Kurang |
95-100 85-94 75-84 65-74 55-64 0-54 |
(Arikunto, 2001:2445)
Teknik pengumpulan data yang lain, yaitu dengan observasi langsung yang diamati oleh dosen pembimbing, dan teman sejawat, sedangkan alat pengumpulan datanya menggunakan lembar panduan observer. Teknik observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan oleh dosen pembimbing, Kepala SD Negeri 31 Lubuklinggau, guru-guru, serta teman sejawat. Dari hasil observasi, peneliti akan memperoleh data berupa tanggapan mengenai pelaksanaan tindakan.
Data yang telah diperoleh dari hasil observasi, tes awal dan tes akhir, dianalisis dengan cara: memandingkan nilai tes awal dan tes akhir setiap siklus pembelajaran. Nilai-nilai tes tersebut dicari persentase dan nilai rata-rata, lalu dimunculkan dalam bentuk tabel. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas belajar apabila sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau yaitu:
Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual dalam penelitian ini menggunan rumus :
Keterangan :
N = Nilai
B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah skor total
Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal dalam penelitian ini menggunan rumus :
%
Keterangan :
N = Persentase yang dicari
T = Jumlah siswa yang tuntas belajar
M = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut
Dan untuk memperoleh persentase dari hasil tindakan masing-masing siklus, peneliti menggunakan rumus:
Keterangan :
X = Persentase peningkatan hasil tindakan
R1 = Nilai rata-rata sebelum tindakan
R2 = Nilai rata-rata setelah tindakan I dan tindakan II
Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitiannya adalah teknik tes dan non tes, teknik tes berupa soal essay, sedangkan teknik non tes yaitu berupa observasi atau pengamatan, dan peneliti sendiri sebagai instrumen utama, selain juga meminta bantuan kepada salah seorang guru untuk mengamati kelas yang diteliti yang peneliti lakukan antara lain melihat keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Masalah |
Indikator Keberhasilan Tindakan |
Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah |
Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat (tinggi) |
Kesiapan siswa mengikuti pelajaran rendah, kurangnya berpikir dalam pembelajaran menulis menulis surat untuk teman sebaya, kurang berani bertanya, hanya menunggu perintah atau pertanyaan, kurang berani menduga jawaban, dan pasif |
Kesiapan siswa mengikuti pelajaran tinggi. Siswa sudah mampu berpikir dan menulis surat untuk teman sebaya dengan benar. Berani bertanya, dan berani menduga jawaban. |
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya, daya serapnya rendah ini tercermin pada prestasi belajar rendah / belum mencerminkan belajar tuntas (BNSP, 2007: 2) |
Setelah selesai kegiatan pembelajaran siswa aktif. Siswa sudah mengerti bagaimana menulis surat untuk teman sebaya, daya serap siswa meningkat dengan prestasi belajarnya lebih dari 85% siswa mencerminkan belajar tuntas. |
Sumber data yang diterima melalui kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan oleh siswa
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas, proses penelitian direncanakan dalam dua siklus dan tindakan kelas, proses penelitian direncanakan dalam dua siklus dan masing-masing langkah dalam siklus terdiri dari (a) Planning (perencanaan), (b) Acting (tindakan), (c) Observing (Observasi) dan (d) Reflecting (umpanbalik). Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Setiap siklus diadakan penyempurnaan tindakan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini, yaitu :
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan aktivitas pembelajaran sebagai berikut :
Dalam sesi pembelajaran ini adalah untuk mengenalkan beragam bentuk surat pribadi untuk teman sebaya. Siswa dapat membangun pengetahuan tentang menulis surat untuk teman sebaya. Situasi ini mempelajari pengertian surat pribadi, dan ciri-cirinya.
Ekplorasi
Siswa yang terlibat dalam sesi pembelajaran ini dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang, setiap kelompok dimintak untuk mempelajari dan mencermati tentang contoh-contoh surat untuk teman sebaya yang berdasarkan pendekatan konstruktuvistik (berdasarkan pengalaman pribadi).
Peneliti menjelaskan contoh-contoh surat untuk teman sebaya kepada siswa
Elaborasi
Peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik atau sesi pembelajaran.
Komfirmasi
Siswa menunjukan hasil belajar
Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta pendapat atau pandangan siswa tentang pengetahuan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran tentang menulis surat pribadi untuk teman sebaya.
Pada tahap ini dilaksanakan pelaksanaan dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, pengamatan dilakukan oleh dosen pembimbing, dan teman sejawat. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa. Observasi dilakukan dengan cara meminta observasi mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, evaluasi penelitiannya adalah teknik tes dan non tes, teknik tes berupa soal essay, sedangkan teknik non tes yaitu berupa observasi atau pengamatan, dan peneliti sendiri sebagai instrumen utama, selain juga meminta bantuan kepada salah seorang guru untuk mengamati kelas yang diteliti yang peneliti lakukan antara lain melihat keaktifan siswa selama di analisis untuk mengetahui hasilnya.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini, yaitu :
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan aktivitas pembelajaran sebagai berikut :
Dalam sesi pembelajaran ini adalah untuk mengenalkan beragam bentuk surat pribadi untuk teman sebaya. Siswa dapat membangun pengetahuan tentang menulis surat untuk teman sebaya. Situasi ini mempelajari pengertian surat pribadi, dan ciri-cirinya.
Ekplorasi
Siswa yang terlibat dalam sesi pembelajaran ini dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang, setiap kelompok dimintak untuk mempelajari dan mencermati tentang contoh-contoh surat untuk teman sebaya yang berdasarkan pendekatan konstruktuvistik (berdasarkan pengalaman pribadi).
Peneliti menjelaskan contoh-contoh surat untuk teman sebaya kepada siswa
Elaborasi
Peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik atau sesi pembelajaran.
Komfirmasi
Siswa menunjukan hasil belajar.
Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta pendapat atau pandangan siswa tentang pengetahuan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran tentang menulis surat pribadi untuk teman sebaya.
Pada tahap ini dilaksanakan pelaksanaan dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa. Observasi dilakukan dengan cara meminta observasi mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, evaluasi penelitiannya adalah teknik tes dan non tes, teknik tes berupa soal essay, sedangkan teknik non tes yaitu berupa observasi atau pengamatan, dan peneliti sendiri sebagai instrumen utama, selain juga meminta bantuan kepada salah seorang guru untuk mengamati kelas yang diteliti yang peneliti lakukan antara lain melihat keaktifan siswa selama di analisis untuk mengetahui hasilnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan siklus pertama, terlebih dahulu peneliti mengadakan refleksi awal. Hal ini diperlukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa maupun masalah yang dihadapi guru kelas, khususnya pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya. Pada refleksi awal peneliti mengadakan tes menulis surat untuk teman sebaya dengan tidak menggunakan pendekatan konstruktivistik. Refleksi awal terdiri dari 1 soal dan soal mempunyai indikator penilaian yaitu jika jawaban benar memperoleh skor 100.
Untuk mendapatkan nilai refleksi awal, atau nilai pratindakan secara klasikal, peneliti menggunakan rumus :
%
Keterangan :
N = Nilai
B = Jumlah siswa yang tuntas belajar
S = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut
Pada hasil pratindakan, yaitu dari 25 orang siswa yang hadir yang mendapat nilai ≥65 sudah mencapai 8 orang atau 32%, sedangkan yang memperoleh nilai ≤65 sebanyak 17 orang atau 68%, tetapi belum mencapai KKM yang ditentukan. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1
Hasil Tes Pratindakan Menulis Surat Untuk Teman Sebaya
Siswa Kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau
No. |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase (%) |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
||||
1 |
95-100 |
- |
- |
- |
- |
2 |
85-94 |
- |
- |
- |
- |
3 |
75-84 |
2 |
8% |
√ |
- |
4 |
65-74 |
6 |
24% |
√ |
- |
5 |
55-64 |
9 |
36% |
- |
√ |
6 |
0-54 |
8 |
32% |
- |
√ |
Jumlah |
25 |
100% |
|
|
|
Jumlah Siswa Tuntas |
32% |
8 |
|
||
Jumlah Siswa Tidak Tuntas |
68% |
|
17 |
Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya yang dilakukan selama ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu, perlu dicari penyebab mengapa siswa belum tuntas belajar dalam menulis surat untuk teman sebaya.
Melalui wawancara dengan guru kelas, penyebab tersebut dapat diketahui bahwa selama ini guru hanya menggunakan metode latihan untuk mengajar siswa dalam menulis surat untuk teman sebaya, dan tidak menggunakan pendekatan kontruktivistik untuk mempermudah siswa itu sendiri. Sehingga siswa kurang memahami maksud soal yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Minat belajar siswa terhadap pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya sangat kurang, walaupun hanya beberapa siswa yang berminat. Hal ini disebabkan pendekatan yang digunakan oleh guru selama ini kurang menarik minat siswa, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran tersebut. Dalam mengajarkan materi menulis surat untuk teman sebaya guru kurang memahami pendekatan apa yang menarik untuk diberikan, guru hanya menjelaskan dan memberikan latihan kepada siswa. Padahal kebanyak siswa kelas IV masih kurang memahami maksud guru.
Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik diperlukan adanya pendekatan yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien oleh sebab itu peneliti menggunakan pendekatan konstruktivistik untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV dalam menulis surat untuk teman sebaya.
Pelaksanaan tindakan siklus pertama adalah berdasarkan hasil yang diperoleh pada kondisi awal. Pada tindakan siklus pertama ini penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, terlebih dahulu penulis mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013. Dalam pelaksanaan tersebut diamati langsung oleh dosen pembimbing satu dan teman sejawat. Siswa yang hadir dalam tindakan siklus pertama ini sebanyak 25 siswa, masing-masing 13 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Pelaksanaan tindakan siklus pertama ini dilaksanakan selama 2x35 menit.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan penulis dalam tindakan pertama ini adalah sebagai berikut :
Dalam sesi pembelajaran ini adalah untuk mengenalkan beragam bentuk surat pribadi untuk teman sebaya. Siswa dapat membangun pengetahuan tentang menulis surat untuk teman sebaya. Situasi ini mempelajari pengertian surat pribadi, dan ciri-cirinya.
Ekplorasi
Siswa yang terlibat dalam sesi pembelajaran ini dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang, setiap kelompok dimintak untuk mempelajari dan mencermati tentang contoh-contoh surat untuk teman sebaya yang berdasarkan pendekatan konstruktuvistik (berdasarkan pengalaman pribadi).
Elaborasi
Peneliti menjelaskan materi surat untuk teman sebaya kepada siswa
Peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik atau sesi pembelajaran
Komfirmasi
Siswa menunjukan hasil belajar
Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta pendapat atau pandangan siswa tentang pengetahuan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran tentang menulis surat pribadi untuk teman sebaya.
Selama tindakan siklus pertama, suasana sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Antara guru dan siswa terjadi komunikasi yang interatif dalam pembelajaran. Siswa terlihat mengikuti pelajaran dengan aktif dan sungguh-sungguh. Perhatian siswa sangat terpusat kepada materi, siswa sangat memperhatikan tugas yang diberikan kepada guru, sehingga siswa memahami maksud soal tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivistik yang diterapkan dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya. Karena sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran dan guru memberikan perlakuan cukup kepada siswa. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan konstruktivistik sangat memungkinkan tercapainya tujuan pembejaran yang telah dirumuskan.
Untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa pada tindakan siklus pertama, penulis mengadakan peniliaian. Dalam penilaian tersebut penulis menentukan indikator penilaian, setiap indikator memiliki skor yang berbeda-beda jadi jumlah keseluruhan skor adalah 100.
Soal yang diberikan kepada siswa berjumlah 1 soal, tes yang diberikan adalah tes menulis surat untuk teman sebaya. Penulis menggunakan interprestasi rentang 0-100 yang berdasarkan tabel 2, yaitu apabila siswa mendapatkan nilai 95-100 memiliki predikat istimewa, 85-94 memiliki predikat baik sekali, 75-84 memiliki predikat baik, 65-74 memiliki predikat cukup, 55-64 memiliki predikat sedang, dan 0-54 memiliki predikat kurang. Pada hasil tes tindakan I dari 25 orang siswa yang hadir ada 4 orang siswa yang mendapatkan predikat kurang yaitu mendapatkan nilai 0-54 dan mendapatkan predikat sedang 4 orang, mendapatkan predikat cukup sebanyak 13 siswa karena mendapatkan nilai 65-74, dan 3 orang siswa mendapatkan predikat baik karena mendapatkan nilai 75-84, dan yang mendapatkan predikat baik sekali hanya 1 orang siswa. Adapun hasil tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2
Hasil Tes Siklus I Menulis Surat Untuk Teman Sebaya
Siswa Kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau
No. |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase (%) |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
||||
1 |
95-100 |
- |
- |
- |
- |
2 |
85-94 |
1 |
4% |
√ |
- |
3 |
75-84 |
3 |
12% |
√ |
- |
4 |
65-74 |
13 |
52% |
√ |
- |
5 |
55-64 |
4 |
16% |
- |
√ |
6 |
0-54 |
4 |
16% |
- |
√ |
Jumlah |
25 |
100% |
|
|
|
Jumlah Siswa Tuntas |
68% |
17 |
|
||
Jumlah Siswa Tidak Tuntas |
32% |
|
8 |
Berdasarkan tabel 4.2 di atas jika dideskripsikan berdasarkan KKM dapat diketahui bahwa dari 25 siswa yang hadir pada tindakan siklus pertama, terdapat 17 siswa yang mampu menulis surat untuk teman sebaya atau 68% dan sebanyak 8 orang siswa yang belum tuntas menulis surat untuk teman sebaya atau 32%.
Aktivitas siswa pada tindakan siklus pertama lebih meningkat dibandingkan pada pratindakan, siswa lebih termotivasi untuk belajar, dan lebih semangat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau pada tindakan siklus pertama meningkat sampai dengan 36% dari hasil pratindakan. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 dalam menulis surat untuk teman sebaya sudah cukup meningkat, namun peningkatan tersebut belum mencapai 85% sehingga harus mengadakan tindakan siklus kedua lagi.
Dalam usaha meningkatkan hasil yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran maka guru harus dapat mengatasi segala kekurangan yang terjadi pada tindakan pertama. Kekurangan tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil pengamatan dari para observer, pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam tindakan pertama.
4. Hasil Observasi Siklus I
Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :
Dosen pembimbing yang melakukan observasi kepada peneliti yaitu, dosen pembimbing Utama Hj. Samsuarni, M.Pd.
Berupa Saran
Teman sejawat adalah Lesy Afri Widianti, S.Pd. Guru yang mengajar di SD 31 Lubuklingga. Guru ikut mengamati proses pelaksanaan tindakan pertama. Tanggapan mahasiswa tersebut adalah :
Berupa Saran :
Teman sejawat yang kedua adalah Ema Susila, S.Pd. guru SD Negeri 31 Lubuklinggau.
Berupa Saran :
Tindakan siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan pertama. Sebelum melaksanakan tindakan kedua terlebih dahulu peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
Tindaka siklus kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 Oktober 2013. dalam pelaksanaannya tersebut langsung diamati oleh teman sejawat (guru SD Negeri 31 Lubuklinggau). Waktu pelaksanaan tindakan siklus kedua selama 2x35 menit. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Dalam sesi pembelajaran ini adalah untuk mengenalkan beragam bentuk surat pribadi untuk teman sebaya. Siswa dapat membangun pengetahuan tentang menulis surat untuk teman sebaya. Situasi ini mempelajari pengertian surat pribadi, dan ciri-cirinya.
Ekplorasi
Siswa yang terlibat dalam sesi pembelajaran ini dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang, setiap kelompok dimintak untuk mempelajari dan mencermati tentang contoh-contoh surat untuk teman sebaya yang berdasarkan pendekatan konstruktuvistik (berdasarkan pengalaman pribadi).
Elaborasi
Peneliti menjelaskan materi surat untuk teman sebaya kepada siswa
Peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik atau sesi pembelajaran, yaitu:
Komfirmasi
Siswa menunjukan hasil belajar.
Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta pendapat atau pandangan siswa tentang pengetahuan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran tentang menulis surat pribadi untuk teman sebaya.
Untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan pada tindakan siklus kedua, maka peneliti mengadakan penilaian. Penilaian dilakukan adalah penilaian menulis surat untuk teman sebaya pada siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau. Untuk hasil penilaian, peneliti menentukan indikator penilaian, yaitu soal memiliki indikator yang berbeda-beda, jadi jumlah keseluruhan skor adalah 100.
Soal yang diberikan kepada siswa berjumlah 1 soal, tes yang diberikan adalah tes menulis surat untuk teman sebaya. Penulis menggunakan interprestasi rentang 0-100 yang berdasarkan tabel 1, yaitu apabila siswa mendapatkan nilai 95-100 memiliki predikat istimewa, 85-94 memiliki predikat baik sekali, 75-84 memiliki predikat baik, 65-74 memiliki predikat cukup, 55-64 memiliki predikat sedang, dan 0-54 memiliki predikat kurang. Pada hasil tes siklus II dari 25 siswa yang hadir ada 1 orang mendapat nilai 0-54 mendapat predikat kurang, 1 orang mendapat predikat cukup dengan rentang nilai 55-64, 4 orang siswa yang mendapatkan predikat sedang karena mendapatkan nilai 60, 11 orang siswa yang mendapatkan predikat cukup karena mendapatkan nilai antara 65-74, 6 orang yang mendapatkan predikat baik karena mendapatkan nilai antara 75-84, dan 2 orang mendapatkan predikat baik sekali karena mendapatkan nilai antara 85-94. Adapun hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini, yaitu :
Tabel 4.3
Hasil Tes Siklus II Menulis Surat untuk Teman Sebaya
Siswa Kelas V SD Negeri 31 Lubuklinggau
No. |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase (%) |
Keterangan |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
||||
1 |
95-100 |
2 |
8% |
√ |
- |
2 |
85-94 |
6 |
24% |
√ |
- |
3 |
75-84 |
11 |
44% |
√ |
- |
4 |
65-74 |
4 |
16% |
√ |
- |
5 |
55-64 |
1 |
4% |
- |
√ |
6 |
0-54 |
1 |
4% |
- |
√ |
Jumlah |
25 |
100% |
|
|
|
Jumlah Siswa Tuntas |
92% |
23 |
|
||
Jumlah Siswa Tidak Tuntas |
8% |
|
2 |
Berdasarkan tabel 4.3 jika dideskripsikan berdasarkan KKM, dapat diketahui bahwa 25 siswa yang hadir 23 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau 92%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 sebanyak 2 siswa atau 8%. Bagi siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 pada umumnya siswa kelas
IV SD Negeri 31 Lubuklinggau sudah mampu untuk menulis surat untuk teman sebaya, namun dalam penulisan masih ada yang kurang.
Apabila dibandingkan dengan hasil pratindakan yaitu cuma mencapai nilai rata-rata 56,8 atau hanya 32% siswa yang tuntas belajar, sedangkan pada siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai 65 atau hanya 68% siswa yang mencapai nilai tuntas. Berarti dari siklus pertama dan kedua ketuntasan belajar siswa meningkat hingga 36%. Dengan sudah tuntasnya tujuan pembejaran mencapai ≥ 85% yaitu mencapai 92% maka tindakan hanya sampai siklus kedua. Peningkatan tersebut disebabkan pelaksanaan tindakan siklus kedua menggunakan model pembelajaran konstruktivistik, selama proses pembelajaran siswa belajar dengan aktif, bersemangat, dan penuh dengan minat. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Aktivitas siswa pada tindakan siklus II lebih meningkat lagi dibandingkan pada tindakan siklus I, karena siswa lebih aktif dalam belajar, dan lebih meningkat nilai-nilai yang mereka peroleh, karena siswa lebih memperhatikan pelajaran yang guru berikan.
4. Hasil Observasi Siklus II
Teman sejawat pada observasi siklus II ini adalah Lesy Afri Widianti, S.Pd. guru SD Negeri 31 Lubuklinggau.
Berupa Pujian :
Peneliti telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Teman sejawat pada observasi siklus II ini adalah Ema Susila, S.Pd. guru SD Negeri 31 Lubuklinggau.
Berupa Pujian :
Sudah baik, siswa dalam belajar sudah aktif dan termotivasi.
Sebelum dilaksanakan tindakan, ternyata hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau kurang memuaskan. Pada umumnya siswa tidak dapat menulis surat untuk teman sebaya dengan benar. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami surat pribadi itu sendiri, dan kurang berminat dalam pembelajaran tersebut sehingga hanya 8 orang siswa (32%) yang hanya tuntas dalam pembelajaran.
Pada siklus I peneliti menggunakan pendekatan konstruktivistik untuk memecahkan masalah di atas. Ternyata hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau pada tindakan siklus I meningkat, karena siswa sudah dapat memahami dan menulis surat untuk teman sebaya walaupun hanya 17 orang yang tuntas dalam belajar atau 68%. Pada tindakan siklus I secara klasikal siswa belum mencapai 85% yang tuntas dalam pembelajaran, maka dilanjutkan dengan tindakan siklus II.
Pada tindakan sinkul II siswa lebih bersemangat dalam belajar, dan motifasi siswa dalam belajar meningkat, terlihat dari 29 orang siswa yang hadir sudah mencapai 23 orang siswa yang tuntas belajar atau 92%.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya, maka peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya, dapat dilihat dari hasil penelitian setelah pelaksanaan tindakan siklus pertama, dan hasil penilaian setelah tindakan siklus kedua. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Tes Menulis Surat untuk Teman Sebaya
Siswa Kelas V SD Negeri 31 Lubuklinggau
Nilai Hasil Tes |
Pratindakan |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
|
≥ 65 |
8 |
32 |
17 |
68 |
23 |
92 |
≤ 65 |
17 |
68 |
8 |
32 |
2 |
|
Jumlah |
29 |
100 |
29 |
100 |
29 |
100 |
|
56,8 |
65 |
77,4 |
Dari tabel 4.4 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dalam menulis surat untuk teman sebaya melalui pendekatan konstruktivistik :
Dari tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa sebelum melakukan tindakan siklus I dan siklus II kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau sangat kurang, karena pada tes pratindakan hanya 8 orang siswa yang tuntas atau 32%, pada siklus pertama kemampuan siswa meningkat lagi, yaitu ada 17 orang siswa yang tuntas belajar atau 68%, dan pada siklus kedua sudah mencapai KKM di sekolah yaitu ada 23 orang siswa yang tuntas belajar atau 92%.
Untuk mengetahui persentase peningkatan nilai siswa kelas IV setelah tindakan adalah sebagai berikut :
Jadi setelah dilakukan dua kali tindakan (dua siklus), maka peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik adalah meningkat 25,35%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan menulis surat untuk teman sebaya siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik, dan aktivitas siswa dalam belajar juga meningkat karena menggunakan pendekatan konstruktivistik, karena siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya.
Peneliti dalam mengadakan penelitian tindakan kelas ini (Classroom Action Reseach) ini hanya terfokus pada satu permasalahan saja yaitu peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam menulis surat untuk teman sebaya melalui pendekatan konstruktivistik.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Terdapat peningkatan kemampuan menulis surat untuk teman sebaya melalui pendekatan konstruktivistik.” Terbukti kebenarannya.
Aktivitas siswa pada pratindakan sangat rendah, karena siswa kurang termotivasi dalam belajar, karena siswa kurang bersemangat untuk belajar, pada tindakan siklus I siswa lebih termotivasi untuk belajar dan lebih semangat, siswa telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang diberikan kepada siswa.dan pada tindakan siklus II siswa lebih aktif lagi dalam belajar dan telah memahami apa yang diperintahkan oleh guru.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan antar siklus dengan judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat untuk Teman Sebaya pada Siswa Kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau” maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran menulis surat untuk teman sebaya, hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 31 Lubuklinggau mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada hasil pengolahan data berikut :
Seorang siswa disebut telah tuntas belajar bila ia telah mencapai skor 65.
2) Daya Serap Klasikal
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Adi. 2001. Bahasa Istilah. Jakarta : Gramedia.
Arifin, Mustakim Zainal. 2005. Bahasa Indonesia Bagi Sekretaris. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana
Arikunto, Suharsimin. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
BNSP. 2007. Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta : Balai Pustaka.
Blanchard, Allan. 2001. Contextual Teaching and Learning. B.ES.T.
Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian
Rakyat.
Darisman, Muhammad. 2006. Mari Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta : Yudhistira
Depdiknas. 2007. Kurikulum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Djamara, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Djuharie, Suherli Setiawan. 2001. Surat Menyurat Serba Guna. Bandung: Yrama
Widya.
Kosasih. 2003. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : Yrama
Widya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta : BPFE
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UM Press.
Sagala, Syaifuddin. 2005. Pendekatan Pembelajaran. Bandung : Angkasa.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sitio. 2006. Kemampuan-Kemampuan Siswa. Jakarta : Gramedia.
Tarigan, Hendri, Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. 2007. Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktik.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
Wijaya A, Tabrani Rusyan. 1992. Kemampuan Guru. Jakarta : Gramedia.